Pengembangan kain bukan tenunan

Kain bukan tenunanterdiri dari serat terarah atau acak.Ini adalah generasi baru bahan perlindungan lingkungan, yang tahan lembab, bernapas, fleksibel, ringan, tidak mendukung pembakaran, mudah terurai, tidak beracun dan tidak menyebabkan iritasi, kaya warna, harga murah, dapat didaur ulang, dll. Misalnya, butiran polipropilen (bahan pp) banyak digunakan sebagai bahan baku, yang diproduksi melalui proses satu langkah terus menerus berupa peleburan, pemintalan, peletakan, pengepresan panas, dan penggulungan suhu tinggi.Disebut kain karena penampilan dan beberapa sifatnya.
Saat ini, serat buatan masih mendominasi produksi kain bukan tenunan, dan situasi ini tidak akan berubah secara signifikan hingga tahun 2007. 63% serat digunakan dalam produksi kain bukan tenunan.kain bukan tenunanproduksi di seluruh dunia adalah polipropilen, 23% poliester, 8% viscose, 2% serat akrilik, 1,5% poliamida, dan 3% sisanya adalah serat lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, penerapankain bukan tenunanbahan penyerap sanitasi, bahan medis, kendaraan pengangkut, dan bahan tekstil alas kaki mengalami peningkatan yang signifikan.
Perkembangan komersial serat buatan dan penerapan profesional kain bukan tenunan: Karena ditetapkannya perjanjian ekonomi internasional, perdagangan serat mikro, serat komposit, serat biodegradable, dan jenis serat poliester baru telah berkembang.Hal ini berdampak besar pada kain bukan tenunan, namun berdampak kecil pada pakaian jadi dan kain rajutan.Penggantian tekstil dan perlengkapan lainnya: Ini termasuk kain bukan tenunan, tekstil rajut, film plastik, busa poliurea, bubur kayu, kulit, dll. Hal ini ditentukan oleh persyaratan biaya dan kinerja produk.Pengenalan proses produksi baru yang lebih ekonomis dan efektif: yaitu penerapan kain bukan tenunan kompetitif baru yang terbuat dari polimer, dan pengenalan serat khusus dan bahan tambahan tekstil bukan tenunan.

Tiga serat utama yang digunakan dalam produksi kain bukan tenunan adalah serat polipropilen (62% dari total), serat poliester (24% dari total) dan serat viscose (8% dari total).Dari tahun 1970 hingga 1985, serat viscose paling banyak digunakan dalam produksi bukan tenunan.Namun dalam 5 tahun terakhir, penerapan serat polipropilen dan serat poliester mulai mendominasi di bidang bahan penyerap sanitasi dan tekstil medis.Di pasar awal produksi kain bukan tenunan, konsumsi nilon sangat besar.Sejak tahun 1998, konsumsi serat akrilik mengalami peningkatan, khususnya di bidang pembuatan kulit buatan.


Waktu posting: 10 Oktober 2022